BATIK RAI NI’OWOLI-WOLI (Mahkota perempuan
Rai Ni'owoli-woli adalah Mahkota perempuan yang dibuat dari bahan emas, berbentuk pucuk pakis yang sifatnya tidak cepat layu. Dalam tradisi Nias, pakis menggambarkan kelangsungan hidup karena adanya kemakmuran. Tinggi 27,7 cm tebal 0,1 cm dengan diameter lingkaran 18,50 cm.
• Warna kuning yang dipadukan dengan corak persegi empat (Ni’obakola) dan pola bunga kapas (Ni’obowo gafasi) sering dipakai oleh para bangsawan untuk menggambarkan kejayaan kekuasaan, kekayaan, kemakmuran dan kebesaran.
• Warna merah yang dipadukan dengan corak segi-tiga (Ni’ohulayo/ ni’ogöna) sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian dan kapabilitas para prajurit.
• Ada juga ornamen lain yang sering dijumpai yaitu ‘Ni’ogolilimo’ sejenis lingkaran dengan pola bintang (mata angin) di tengahnya dalam bentuk daun-daun sehingga kelihatannya seperti belahan jeruk yang dipotong pada pertengahannya.
• Warna kuning yang dipadukan dengan corak persegi empat (Ni’obakola) dan pola bunga kapas (Ni’obowo gafasi) sering dipakai oleh para bangsawan untuk menggambarkan kejayaan kekuasaan, kekayaan, kemakmuran dan kebesaran.
• Warna merah yang dipadukan dengan corak segi-tiga (Ni’ohulayo/ ni’ogöna) sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian dan kapabilitas para prajurit.
• Ada juga ornamen lain yang sering dijumpai yaitu ‘Ni’ogolilimo’ sejenis lingkaran dengan pola bintang (mata angin) di tengahnya dalam bentuk daun-daun sehingga kelihatannya seperti belahan jeruk yang dipotong pada pertengahannya.
BATIK RAI FALUAYA (Mahkota perang)
Ada 3 ornamen dalam batik Rai Faluaya : Rai Faluaya (mahkota perang) yang terbuat dari seng atau kuningan, kalabubu dan ornamen patung orang yang sedang memegang tombak (toho) dan perisai (baluse) serta pedang (gari) terselip di bagian pinggangnya. Kalabubu adalah Kalung yang terbuat dari tempurung kelapa yang sudah tua. Setelah dibersihkan, tempurung tersebut dipotong melingkar kecil-kecil dan pada pertengahannya telah dilubangi. Kemudian disusun pada sebatang kuningan atau logam lainnya mengkuti alur lubang hingga membentuk lingkaran berdiameter 23,5 cm. Dipergunakan sebagai perhiasan dan pelindung leher pada saat perang.
• Warna kuning yang dipadukan dengan corak persegi empat (Ni’obakola) dan pola bunga kapas (Ni’obowo gafasi) sering dipakai oleh para bangsawan untuk menggambarkan kejayaan kekuasaan, kekayaan, kemakmuran dan kebesaran.
• Warna merah yang dipadukan dengan corak segi-tiga (Ni’ohulayo/ ni’ogöna) sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian dan kapabilitas para prajurit.
• Ada juga ornamen lain yang sering dijumpai yaitu ‘Ni’ogolilimo’ sejenis lingkaran dengan pola bintang (mata angin) di tengahnya dalam bentuk daun-daun sehingga kelihatannya seperti belahan jeruk yang dipotong pada pertengahannya.
• Warna kuning yang dipadukan dengan corak persegi empat (Ni’obakola) dan pola bunga kapas (Ni’obowo gafasi) sering dipakai oleh para bangsawan untuk menggambarkan kejayaan kekuasaan, kekayaan, kemakmuran dan kebesaran.
• Warna merah yang dipadukan dengan corak segi-tiga (Ni’ohulayo/ ni’ogöna) sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian dan kapabilitas para prajurit.
• Ada juga ornamen lain yang sering dijumpai yaitu ‘Ni’ogolilimo’ sejenis lingkaran dengan pola bintang (mata angin) di tengahnya dalam bentuk daun-daun sehingga kelihatannya seperti belahan jeruk yang dipotong pada pertengahannya.